Di antara semua jenis alga, alga
cokelat atau Phaeophyta (berasal dari bahasa Yunani phaios,'kehitaman', 'cokelat') merupakan jenis alga yang terbesar dan yang paling
kompleks. Seluruh alga ini adalah multiseluler dan sebagian besarnya hidup di
air laut. Kebanyakan eukariota yang disebut rumput laut adalah alga cokelat itu
sendiri. Dua kelompok lain yaitu, alga merah dan alga hijau juga termasuk rumput laut
Warna alga cokelat disebabkan oleh
adanya pigmen cokelat (fukosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.
Selain fukosantin, ganggang cokelat juga mengandung pigmen lain seperti
klorofil a, klorofil c, violaxantin, beta karoten, diadinoxantin.
Ciri-Ciri Phaeophyta:
1. Ukuran talus mulai
dari mikroskopis sampai makroskopis. Ada yang berbentuk tegak, bercabang,
atau filamen dasar.
2. Alga ini mempunyai
kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan cakram, dan ada
pula yang seperti benang.
3. Alga ini memiliki
pirenoid (tempat cadangan makanan) yang terdapat di dalam kloroplas.
Cadagan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.
4. Bagian dinding selnya
tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari
gumi. Pada dinding sel ruang intersel ditemukan asam alginat (algin).
5. Alga cokelat mempunyai
jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan
transportasi pada tumbuhan darat.
Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut
terutama laut terutama laut yang agak dingin dan sedang. Hanya beberapa jenis
yang hidup di air tawar. Di daerah subtropik, ganggang cokelat hidup pada
daerah intertidal, yaitu di atas daerah litoral sampai sublitoral. Di daerah
tropis biasanya hidup di kedalaman 220 m pada air yang jernih.
Reproduksi
Reproduksi pada ganggang cokelat terjadi
secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan sekseual. Reproduksi
aseksual dengan pembentukan zoospora berflagel dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi terjadi secara oogami atau isogami.
Reproduksi sekseual ganggang ini hampir
serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Sebagai contoh
adalah reprosuksi seksual pada Fucus vesiculosus. Organisme ini selain berkembang biak secara seksual dengan oogami.
Proses oogami: Ujung-ujung
lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung
alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung
anteridium yang mengandung sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan oogonium
yang merupakan penghasil sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk
jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek
bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel.
Tiap antteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di ata
tangkai. Oogonium ini jumlahnya banyak sekali dan tiap-tiap oogonium
mengandung 8 sel telur. Tetapi hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi, dan
hanya satu atau dua dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur.
Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu
substrat dan tumbuhan menjadi individu baru yang diploid.
Contoh Alga Cokelat:
1. Fucus serratus
2. Macrocystis pyrifera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinaria decurrens
Peranan Ganggang Cokelat dalam Hidup
Alga cokelat yang terbesar, kelp,
dimanfaatkan dalam berbagai industri makanan maupun farmasi. Algin (asam
alginat) yang merupakan bagian koloid dan ganggang cokelat digunakan dalam
pembuatan es krim, pembuatan es krim, pembuatan pil, tablet, salep, obat
pembersih gigi, lotion, dan krem sebahis mencukur. Selain itu, alga cokelat
juga dimanfaatkan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk, karena kandung
nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan fosfornya rendah.
PHAEOPHYTA (algae coklat)
Ganggang coklat adalah salah
satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta
(ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak
ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran
tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai
jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi pada
tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus
yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon
yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup
didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat
panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
Set vegetatif mengandung
khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil
a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan
berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
Sel-sel ganggang hijau
mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khlorofil a dan b
serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa
tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang
yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada
tanah yang lembab atau yang basah
Setiap organisme tersusun dari salah satu
diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel
eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel
prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai
sel eukariotik
Habitat
Alga/ganggang coklat ini
umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai,
melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang
iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat
berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga
yang hidup sebagai endofit.
Pigmen
Pigmen yang terdapat pada
ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil a, klorofil b, karoten dan
xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, a dan
neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat pada chrysophyta.
Berdasarkan tipe pergantian
keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu
golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan isomorf. Sporofit dan
gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi
sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu
golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporofit
dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria
c) Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu
golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh: Fucus
Alga coklat (Phaeophyta) hanya
mempunyai satu kelas saja yaitu klas phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan
phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai
bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat
kekuning-kuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan
makanan berupa laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel
sebagian besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat,
fukan dan fuoidin.
Perkembangbiakan dilakukan
secara aseksual dan seksual.
a) Perkembangbiakan secara
aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding.
Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama panjang, terletak
dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamanakan
sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam sporangia yang
multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler.
b) Perkembanganbiakan seksual
dilakukan secara isogamet, anisogamet.
Pembuahan pada alga coklat
Sebelum terjadi pembuahan,
layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini terbentuk 8 sel
telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu
satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera
membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk
tonjolan yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel
telur merupaan faktor perangsang bagi terjadinya polaritas. Karena adanya
cadangan makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan
embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung
dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi
terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.
Dalam daur hidupnya semua
phacophyceae keculai bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan
antara gametofit dan sporofit, yang masing-masing hidup sebagai individu yang
bebas pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik atau heteromorfik.
Sebagian besar dari phaeophyceae pertumbuhannya bersifat trikhothallik.
Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel
yang letaknya di bagian basal dari filamea yang terdapat pada ujung thallas.
Sel-sel tersebut aktif membelah.
Sebagian besar phaeophyceae
hidup di laut dan banyak ditemukan di daerah yang beriklim dingin. Sebagian
besar hidup melekat pada substrat karang dan lainnya dan beberapa diantaranya
hidup sebagai epifit.
Ordo
Ectocarpales
Ectocarpales mempunyai
pergantian keturunan yang isomorf yaitu tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan
gametofit, talusnya berbentuk cabang-cabang bebas atau saling berhubungan satu
sama lainnya. Hingga membentuk jaringan pseudoparenkimatik. Alat
perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lain. Sporofit menghasilkan zoospora
dan spora netral. Sedang gametofit menghasilkan gamet.
Suku Ectocarpaceae
Marga
Ectocarpus
Thallus dari ganggang ini
merupakan filamen yang uniseriate, bercabang banyak. Sel berinti tunggal dan
plastida yang membentuk pita atau piring. Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid
yang berflagella 2 buah dan di bentuk di dalam alat reproduksi yang unilokuler
atau plusilokuler. Alat reproduksinya biasanya terdapat pada ujung-ujung cabang
lateral.
Gametofit bersifat homothallik
atau heterothallik. Gambet dibentuk dalam gametangium yang plulilokuler yang
perkembangannya identik dengan perkembangan sporangium yang prusilokuler.
Sel-sel yang terbentuk mengalami metamorfose menjadi gamet yang berflagella 2
buah. Tipe persatuan gamet adalah isogamik atau anisogamik.
Bangsa Dietyotales
Sebagian besar dari bangsa ini
terdapat di lautan daerah tropic. Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu
cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan
seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan oogonium tidak pada
tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap oogonium
merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat
pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan beraturan dan keduanya
mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu. MisalDictyota
dichotoma yang terbesar di
lautan Eropa. Skema pergiliran
keturunanDictyota dichotoma:
Marga
Dictyota
Thallus tegak dan berbentuk
pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu substrat dengan perantaraan alat
pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus terdiri dari 3 lapis. Lapisan
tengah tersusun dari sel-sel besar, terbentuk segi empat dan berdinding tebal
tanpa khromatofora. Kedua berdinding tipis dan mengandung banyak kromotofora.
Pada lapisan ini terdapat banyak rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta
dapat mengeluarkan lendir pada permukaannya.
Perkembangbiakan dilakukan
secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh
aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu sporangium hanya dibentuk 4
aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami. Gametofit
bersifat heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu sorus. Terdapat di
kedua permukaan talusnya.
Bangsa Cutleriales
Suku
Cutleriaceae
Suku ini hanya mempunyai 2
marga saja, yaitu zanardinia dan cutleria, zanardinia mempunyai pergantian
keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang
gametofit cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian
keturunan dari cutleria bersifat iso morfik. Tetapi kedua marga tersebut
mempunyai kesamaan, yaitu pertumbuhan yang tirkhothallik, sporangia yang
uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya tidak sama.
Marga
Cutleria
Cutleria mempunyai gamtofit
yang berbentuk pita yang bercabang, menggarpu yang tidak begitu teratur atau
berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi talus bagian atas yang
mempunyai rambut yang uniseriate. Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit
jantan mengandung anteridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pir,
berflagellata 2 buah di bagian leteral. Gametofit betina mengandung gametangia
betina yang mengeluarkan gamet betina yang bentuknya mirip dengan yang jantan.
Tetapi ukurannya lebih besar dan gerakannya lebih lambat.
Bangsa
Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk
dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat,
tangkai dan helaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang
meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya terletak diantara tangkai
dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam
suatu sorus pada permukaan lembaran. Gametofit dari laminariales berupa filamen
yang mikroskopik. Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.
Bangsa ini mempunyai 30 marga
dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan penghuni lautan
beriklim dingin. Dari marga ke marga gametrofitnya dapat dikatakan identik satu
sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh:
- Macrocystis
pyrifera,
hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat mencapai panjang 60 m dengan berat sampai
100 kg. alat pelekatnya seakan-akan mempunyai kuku untuk berpegangan
erat-erat. Sumbu talus bebas, mempunyai cabang-cabang talus berbentuk
lembaran yang bergantungan, kadang-kadang sampai 3 m panjangnya hingga
dengan itu talus dapat terapung pada permukaan laut.
- Lessonia,sp mempunyai talus
yang bentuknya seperti pohon palma.
- Laminaria
cloustoni, banyak terdapat
di laut utara, panjangnya sampai 5 m. pangkal talus setebal lengan dan
umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daun atau mempunyai
lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbaharui. Menjelang
berakhirnya musim dingin terjadi pertumbuhan di bagian tengah dari pangkal
lembaran-lembaran tadi dan terbentuklah lembaran-lembaran baru.
Warga
Laminaria
Alat pelekat sporofit umumnya
berupa cabang-cabang yang dikhotom disebut haptera. Tangkai tidak bercabang
silindris atau agak memipih, diujung tangkai ini terdapat helaian yang utuh
atau terbagi kearah vertikal menjadi beberapa segmen. Tangkai terdiri dari
medula dan korteks yang dikelilingi oleh selapis sel yang menyerupai sel
epidermis. Sporofit mempunyai sporongia yang unilokuler dan terdapat pada
perunukan helaian. Sporangia berbentuk ganda.
Pada laminaria saccharina, penentuan jenis kelamin gametofit
terjadi pada saat pembelahan reduksi, setengah dari zoospora akan tumbuh
menjadi gametofit betina sedang lainnya akan membentuk gametofit jantan.
Gametongia akan dibentuk setelah gametofit mencapai 2-3 sel. Terjadi pembuahan
tergantung langsung pada suhu.
Bangsa
Fucales
Ganggang ini merupakan
penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif dengan
oogami, pembiakan vegetatif tidak ada.Thallus dari ganggang ini bersifat
diploid, pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat gametogenesis alat
kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya, ganggang ini tidak
menunjukkan adanya pergiliran keturunan.
Suku Fucaceae
Ganggang ini banyak ditemukan
hidup di air laut maupun air tawar. Focus yang sudah berumur beberapa tahun
mempunyai talus berbentuk pita yang di tengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk
tengah. Bentuknya kaku dank eras seperti kulit.
Marga
Fucus
Fucus hidup di daerah beriklim
dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat tua. Berbentuk pita yang
bercabangdi khotom dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu
alat pelekat. Beberapa jenis dari fucus ini mempunyai gelembung udara di dalam
tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu keterapungannya letak dari gelembung
udara biasanya berpasangan kanan dan kiri. Ujung cabang-cabang menggelembung
dan mengandungkoseptakel, tempat konseptakel berkumpul tersebut dinamakan
reseptakel, secara anatomi, talus tersusun atas meristaderm, korteks dan
medula. Di dalamnya terdapat oogonium, anteredium, dan benang-benang mandul
(parafisis). Anteredium berupa sel-sel berbentuk jorong, duduk rapat satu sama
lain pada benang-benang pendek yang bercabang-cabang. Tiap anteredium
menghasilkan 64 spermatozoid. Suatu spermatozoid terutama terdiri dari bahan
inti, suatu bintik mata dan 2 bulu cambuk pada sisinya. Bulu cambuk yang pendek
menghadap ke muka dan mempunyai rambut-rambut mengkilat. Oogonium berupa suatu
badan yang duduk diatas tangkai, terdiri dari 1 sel saja dan mengandung 8 sel telur.
Zigot lalu membentuk dinding selulose dan pectin, melekat pada suatu substrat
dan tumbuh menjadi individu yang diploid.
Familia
Sargassaceae
Sargassum terdapat di laut
daerah tropik atau subtropik di belahan bumi bagian selatan. Akan tetapi
fragmen yang terputus terbawa arus melintas laut atlantik ke daerah yang
beriklim dingin di benua Eropa. Jenis-jenis yang banyak sekali tumbuh di
sepanjang pantai Australia, India, Srilangka, Jepang, China dan Indonesia. Di
Jepang Sargassum enerya banyak dijadikan hiasan dan bahan
makanan.
Talus dari sargassum mempunyai
morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi kesan seakan-akan tubuhnya
mempunyai akar, batang, dan daun pada bagian tangkainya terdapat banyak
cabang-cabang lateral yang menyerupai daun sering disebut filoid. Di dekat
filoid ini terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang mengandung
konseptakel. Daur hidup bersifat diplontik.
Susunan
sel
Pada phaeophyta umumnya dapat
ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa,
asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari
selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya
membentuk fukokoloid. Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan
lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi
kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti
tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel
tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun
demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan
dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel
sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel
terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada
tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat(pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein)
menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin.
Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
Cadangan
Makanan
Cadangan makanan pada
Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin
yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat tepung.selain laminarin juga
ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.
Alat
Gerak
Alat gerak pada Phacophyta
benepa jlagel yang terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan letaknya lateral.
Berjumlah dua yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang
berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang panjang mempunyai
rambut-rambut mengkilat menghadap kemuka dan yang pendek menghadap ke belakang.
Dekat dengan keluarga flogel terhadap bintik mata yang berwarna
kemerah-merahan.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada
Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
- Perkembangbiakan
secara vegetatif dengan fragmentasi
- Perkembangbiakan
secara sporik dengan membentuk spora
Dilihat dari sporangiumnya,
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Pembentukan Unilokuler,
dimiliki oleh anggota Phaeophyta yang uniseluler
Terjadi dari sel terminal
dengan cabang pendek yang membesar. Sporangia muda berbentuk bulat panjang atau
bulat telur. Ukurannya lebih kecil dari sel semula. Inti tunggal mengalami pembelahan
meioses kemudian diikuti pembelahan mitosis sehingga dihasilkan 32-64 inti.
Selanjutnya terjadilah celah-celah yang membagi proteplas yang berinti satu.
Masing-masing protoplas mengalami metamorfose membentuk zoospora perflagel dua
yang terletak di bagian lateral dengan panjang flagel yang tidak sama. Flagel
yang pendek diarahkan ke belakang, flagel yang panjang diarahkan kedepan.
b) Pembentukan plurilokuler
dimiliki oleh anggota phaeophyta yang multiseluler
Berasal dari sel terminal yang
pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi pembelahan tranversal secara
berulang-ulang yang akhirnya dihasilkan 6-12 sel.pembelahan vertikal dimulai
dari deretan sel bagian tengah dan kemudian terbentuklah kubus yang letaknya
teratur sebanyak 20-40 deretan. Protoplas pada masing-masing sel mengalami
sultamorfosa menjadi zoospora yang memiliki 2 stagel. Diikuti dengan talus yang
bersifat diploid dan terbentuklah sporangia yang bersifat unilokuler dan atau
plorilokuler.
- Perkembangbiakan
secara gametik, gametangium dimiliki oleh sporangium yang plurilokuler.
Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara:
1.
Isogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat
dibedakan mana jantan dan mana betina). Contoh: ulva
2.
Anisogami: gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet
betina memiliki ukuran besar dan gamet jantan memiliki ukuran kecil). Contoh:
codium
3.
Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif. Contoh:
volvox
Contoh-Contoh
Phaephyta
- Sargassum
binderi (Sonder)
Nama latin : Sargassum binderi
Spesifikasi : Batang gepeng
(1,5 mm), halus licin, tinggi mencapai sekitar 60 cm, percabangan “alternate”
teratur, oppsite (kiri-kana). Cabang utama yang pendek (1-2 cm) diatas
holdfast. Daun lonjong, pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm ujung runcing.
Sebaran : Tubuh pada substrat
batu umumnya di daerah rataan terumbu dekat bagian ujung luar yang terkena
gerakan air relatif lebih kuat dan konstan.
Potensi : Belum banyak
dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan jenis sargassum lainnya.
- Sargassum
Polycystum
Nama latin : Sargassum
Polycystum C.A Argadh
Spesifikasi : Ciri-ciri umum.
Thallia silidris berduri-duri kecil merapat hodfast membentuk cakram kecil
dengan diatasnya secara karaktersitik terdapat perakaran/stolon yang rimbun
berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh
rimbun.
Sebaran : Algae yang
kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropis. Bukan merupakan algae endemic
perairan Indonesia tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di
Kalimatan.
Potensi : Bisa dimanfaatkan
sebagai bahan esktraksi alginat. Manfaat lainnya belum diketahui. Tidak
dibudidayakan.
- Turbin
Conoides (J. Agardh)
Nama Latin : Turbinaria
Conoides (J. Argadh) Kuetzing
Nama Daerah : Rumput Coklat
Corong
bSpesifikasi : Batang
silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan, Holdfast berupa
cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berkspansi radial. Percabangan
berputar sekeliling batang utama. Daun merupakan kesatuan yang terdiri dari
tangkai dan lembaran.
Sebaran : Umumnya terdapat di
daerah rataan terumbu, menempel pada batu. Tersebar luas di perairan Indonesia.
Potensi : Algae ini mengandung
alginat dan iodin. Potensi eksport ke Jepang.
Peranan Ganggang Coklat
(Phaeophyta)
Adapun peranan ganggang coklat
dalam kehidupan yaitu:
- Ganggang
coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan
- Phaeophyta
sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium
alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak
digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah
pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai
bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.
- Dapat
digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral
seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
- Macrocytis
Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit gondok).
- Laminaria,
Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya
digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju,
eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet
antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim
wajah).
- Macrocytis
juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya
komponen Na, P, N, Ca.
CIRI-CIRI PHAEOPHYTA :
1.Mengandung klorofil.
2.Hidup di air laut.
3.Multiseluler.
4.Berbentuk lembaran.
5.Reproduksi aseksual dengan fragmentasi.
6.Reproduksi seksual dengan pembentukan konseptakel jantan.
7.Memiliki zat warna cokelat(fukosantin).
1.Mengandung klorofil.
2.Hidup di air laut.
3.Multiseluler.
4.Berbentuk lembaran.
5.Reproduksi aseksual dengan fragmentasi.
6.Reproduksi seksual dengan pembentukan konseptakel jantan.
7.Memiliki zat warna cokelat(fukosantin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar